Pages

Jumat, 28 Desember 2018

Kali Pertama


Hari itu lintasan orbitmu mulai berputar disekelilingku. Kurasakan seberapa besar kamu berjuang membuka kuncinya.
Hari itu, kali pertama kubuka pintu lintasan tak lupa mengaitkan batasan.

Waktu itu kamu berlagak mengerti dan bersedia hadir disetiap waktu. Kamu lalu menjadi sumber kebahagiaan tanpa kusangka. Kubangun rumah dalam hati itu. Setidaknya aku bisa pulang kesana jikalau perlu.
Waktu itu, kali pertama kugantungkan hidup pada manusia lain sambil mempelajari kesendirian.

Hari itu kamu mengutuk kutipan buku yang kutunjukkan. Berpikir seolah kamu terpinggirkan; oleh karena salah memahami isi bacaannya.
Hari itu,  kali pertama aku berhenti membaca buku yang awalnya kusukai.

Minggu itu, Kita bak ombak. Naik turun tapi tak mencapai pesisir. Kita tidak pernah sampai di hulu. Bak dua insan yang terapung mengikut arus.
Minggu itu, kali pertama aku melepas keyakinan untuk bisa bersama.

Malam itu, air langit tumpah dengan derasnya, kita saling meneguhkan hati utk saling mundur dan sling pergi.
Malam itu,  kali pertama aku mengumpat mengapa hujan mesti turun di malam itu. Padahal sebelumnya hujan itu canduku.

Seberapa besar yang sudah kuhilangkan demi memunculkan kamu? Padahal kita tidak benar-benar kita. Kita memang hanya sesuatu yang terlanjur karena waktu. Kenyatanyaannya takdir membawa kita hanya sebatas saling mempelajari dan tidak lebih.

Tujuan itu tidak pernah setitik. Jadi seberapa jauh pun melangkah bersama akan ada dua jalur yang tercipta.

Pada hari terakhir kita saling menatap, semesta sedang mengulur dua ujung yang terlanjur dekat agar bisa berjauhan. Akhirnya, kali pertama kutahu, kita ternyata ditakdirkan seperti itu.

Tidak ada komentar: